Oleh: Heni Purwaningsih (Team Founder Koemunitas Hijrah Remaja)
JurnalPost.comDirektorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah berhasil menggeledah sebuah rumah yang diduga sebagai praktik aborsi ilegal di Jalan Tanah Merdeka, Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur.
Saat penggeledahan, tim puslabfor berhasil menemukan sejumlah tulang yang diduga berasal dari janin aborsi yang sengaja dibuang ara pelaku pada tangki septik. Pengumpulan alat bukti berdasar pengakuan para tersangka.
Guna menutupi prkatek aborsi tersebut, pelaku mengelabui warga denngan berkedok membuka salon kecantikan, diktutp dari laman humas.polri.co.id, 03/11/2023.
Fakta diatas hanyalah salah satu contoh keadaan generasi saat ini, masih banyak berita serupa yang beredar di media akan banyaknya praktek aborsi ilegal yang ada di sekitar kita.
Fenomena tersebut menunjukkan betapa generasi saat ini mengalami dekadensi moral yang sangat parah dan memprihatinkan. Generasi terjerumus dalam pergaulan bebas, tidak adanya filter juga standar nilai keagamaan.
Kurikulum pendidikan yang seharusnya mampu mencetak generasi unggul dalam segala bidang keilmuan, adab dan moral nyatanya telah gagal. Para orang tua tak lagi bisa berharap banyak dari institusi pendidikan. Karena faktanya penanaman aqidah benar kosong dalam capaian karena tak dijadikan muatan wajib.
Jika kita meliahat beberapa pemicu makin marakanya parkatek abori diantanranya,
Pertama paktek aborsi ilegal ini merupakan penampakan dari pola hidup yang sekuler kapitalis liberal di tengah masyarakat.
Mereka para pelaku yang membuka praktek aborsi dipicu oleh pemikiran untuk selalu bisa melihat celah apa yang saat ini banyak dicari untuk b isa menghasilkan cuan dan keuntungan materi, tanpa berfikir bahaya dan efek kedepan.
Kedua, para pelaku aborsi terjebak dalam keadaan yang diluar dugaan dari kesalahn yang dilakukan, kemudian dengan pemahaman untuk menyelamatkan masa depan dan meutupi aib, mereka dengan sengaja melakukan aborsi.
Ketiga, tidak adanya sanksi yang tegas bagi para pealku keriminal, sehingga sangat memungkinkan para pelaku ini akan menglangi kejahatan yang telah dikakukan.
Seakan kedua belah pihak saling meguntungkan sehingga terjalin simbiosis mutualisme yang terus berlanjut disempurnakan dengan penerapan sanki yang sangat lemah.
Namun sungguh sangat disayangkan, belakangan mulai disuarakan aborsi aman untuk mencegah kematian ibu dan berbagai resiko lainnya. Juga untuk memberikan hak reproduksi bagi perempuan yang tengah dikampanyekan dunia.
Berbagai bentuk kerusakan moral diawali dari kerusakan pemikiran yang sengaja dibiarkan atau bahkan malah justru dipertahankan dalam sebuah tatanan kehidupan, sehingga menjadi sebuah pemahaman umum dan dijadikan sebagai pandagan hidup. Bukankah ini sangat berbahaya bagi generasi kita nanti?
Kerusakan pemikiran ini tak lain adalah pemikiran sekulerisme, yang sengaja tidak mereduksi keberadaan agama ditengah masyarakat dan bernegara. Kapitalisme, yang hanya melihat sesuatu dengan ukuran materi, sehingga meghalalkan segala cara untuk mendapat keuntungan materi. Adapun liberalisme adalah cara hidup bebas yang hanya mengikuti hawa nafsu, melibas dan menabrak segala aturan dan norma yang ada, termasuk agama.
Cara pandang ini merupakan cara pandang asing yang sengaja ditancapakan ke benak generasi kita yang saat ini juga diadobsi sebagai aturan bernegara. Cara pandang yang demikian itulah yang menjadikan dekadansi moral generasi semakin akut.
Di dalam Islam sendiri, dengan tegas mengharamkan paraktek aborsi, para ulama sepakat akan hal itu, karena hal tersebut merupakan praktek pembunuhan bagi makhluk yang bernyawa. Islam menganjurkan jikapun terpaksa aborsi itu harus dilakukan, maka ulama fiqih sepakat bahwa hal tersebut dilakuka sebelum ditiupka ruh ke rahim.
Adapun dalam sistem pendidikan, Isalm akan membekali anak dengan aqidah yang kuat sehingga tertanam keimanan dan ketakwaan kepada Allah, sehingga akan mudah terikat dengan aturan Allah dan merasa diri selalu diawasi. Dengan benetneg untuk melakukan kemaksiatan dan tindak kriminal akan menjadi kuat.
Dalam sistem pergaulan, Islam juaga akan memberikan batas antara laki-laki dan perempuan sehingga tidak menimbulkan peergaulan bebas tanpa batas. Islam menganjurkan bagi ayng sudah mampu untuk menikah, dan pasti tidak akan mempersulit proses administrasi mengurus pernikahan.
Dalam hal sanksipun Islam sangat tegas bagi para pelaku kriminal, hal tersebut berdamapk akan memberikan memberikan efek jera bagi masyrakat sehingga untuk bisa terjebak dalam kemakisatan akan berfikir seriu kali.
Begitulah cara Islam mengatur dan menjaga menjaga generasi, sehigga akan melahirkan generasi yang cemerlang, menguasai ilmu dunia tanpa meninggalakan peran agama. Karena kurukulum pendidikan dalam Islam selalu menempatkat aqidah sebagai pondasi sebagai tegaknya generasi yang tangguh. Wallahu ‘alam bi shawab.
Quoted From Many Source