Oleh : Raul Gonzalez
Universitas Muhammadiyah Malang
JurnalPost.com – Sepak bola merupakan salah satu jenis olahraga yang sangat digemari hampir di seluruh belahan bumi. Penikmat sepak bola berasal dari berbagai kalangan usia, gender, agama, bahkan suku. Menurut Syahputra (2016), Sepak bola merupakan jenis olahraga yang memiliki kekuatan magis untuk membangkitkan gairah, menggugah gaya, mendobrak selera, dan memunculkan rasa bangga yang tersimpan dalam diri manusia. Penggemar terbesar sepak bola untuk saat ini berada di kawasan Asia. Meskipun begitu, negara dari Eropa lah yang menjadi negara untuk kiblat sepak bola saat ini. Sepak bola terlihat seperti olahraga yang hanya mengandalkan ketahanan fisik atau skill individu para pemain saja. Padahal pada dasarnya, sepak bola adalah suatu olahraga beregu yang tentu mengandalkan kekompakan tim dalam permainannya. Maka dari itu, komunikasi mempunyai peran dalam membantu tim sepak bola untuk mencapai tujuan mereka. Dan dalam artikel kali ini, saya sebagai penulis ingin mencoba mengkaji berbagai macam ilmu komunikasi yang digunakan dalam dunia sepak bola yang sudah modern seperti saat ini.
Di dalam dunia sepak bola terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi keseruan dalam pertandingan, selain tim kesebelasan yang sedang bertanding. Suporter menjadi salah satu faktor terbesar dalam hal tersebut. Suporter adalah individu atau kumpulan individu yang memberi dukungan dalam suatu pertandingan sepak bola. Suporter biasanya mendukung suatu tim karena berlandaskan oleh perasaan cinta dan fanatisme. Karena umumnya suporter berkelompok, maka beberapa ahli dalam ilmu komunikasi mendefinisikan bahwa komunikasi kelompok adalah suatu kelompok individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Melihat definisi tersebut, bergabungnya sekelompok orang kedalam sebuah kelompok suporter tidak terlepas dari adanya interaksi sesama anggota di mana interaksi merupakan bentuk konkret dari praktik komunikasi.
Setiap manusia perlu berinteraksi, demikian pula manusia-manusia yang berada dalam sebuah kelompok seperti kelompok suporter. Dan jika interaksi yang berlangsung di dalam kelompok tersebut baik, maka dapat menimbulkan rasa solidaritas yang positif antar anggotanya. Biasanya kelompok suporter yang ada di dunia sepak bola tidak hanya berinteraksi ketika pertandingan saja. Mereka biasanya tetap berinteraksi dengan cara lain, contohnya seperti mengadakan kegiatan olahraga bersama, kegiatan sosial, dan menggunakan media sosial sebagai salah satu media interaksi mereka. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi mempunyai peran dalam menciptakan keselarasan dan kedinamisan kehidupan berkelompok khususnya kelompok suporter.
Di dalam dunia sepak bola, aktor utama dari olahraga ini tentu saja adalah sebuah klub atau tim kesebelasan yang bertanding. Pada dasarnya sepak bola merupakan permainan yang sangat sederhana, pemenang dari suatu pertandingan sepak bola ditentukan melalui banyaknya bola yang dapat dimasukkan oleh tim tersebut ke gawang lawan. Akan tetapi pada prakteknya hal tersebut tidak semudah yang kita ucapkan. Ada banyak sekali faktor yang menjadi penghambat atau penghalang dari suatu tim untuk memenangkan pertandingan tersebut baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Dan jika menghubungkannya dengan ilmu komunikasi, beberapa aspek penghambatnya bisa saja karena pola komunikasi dalam tim tersebut kurang sesuai atau bisa juga karena unsur komunikasi di dalam tim tersebut kurang maksimal. Jika melihat pembagian peran atau tugas dalam suatu tim sepak bola, maka pelatih mempunyai peran yang besar dalam membawa tim tersebut untuk sampai ke tujuan yang telah disepakati bersama.
Pelatih tidak hanya berperan ketika berada di suatu pertandingan saja, dia juga mempunyai tugas ketika sebelum maupun sesudah pertandingan. Sebelum hari bertanding, pelatih harus menyiapkan para pemainnya agar ketika bertanding besok mampu tampil secara maksimal baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Ketika hari pertandingan, pelatih mempunyai tugas untuk mengatur atau menyiapkan strategi guna memenangkan pertandingan tersebut. Dan setelah hari pertandingan, pelatih harus mampu menjaga kestabilan mental para pemainnya. Mengingat kompleksnya peran tersebut maka ilmu komunikasi hadir untuk membantu pelatih memenuhi tugasnya, meskipun hal ini mungkin terdengar kurang familiar.
Di dalam ilmu komunikasi terdapat lima unsur utama yaitu, komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Bisa saja dalam suatu tim sepak bola masalahnya berada di pelatih sebagai unsur komunikator yang menyampaikan pesan kurang maksimal, ataupun misalnya pelatih sebagai komunikator telah menyampaikan pesan menggunakan media yang baik akan tetapi para pemain sebagai komunikan kurang maksimal dalam memahami pesan tersebut. Hal-hal seperti itu tentu dapat menjadi penghambat dalam suatu tim untuk mencapai kemenangan sebagai tujuan utama. Selain lima unsur komunikasi yang kurang terpenuhi, mungkin faktor pola komunikasi yang digunakan dalam tim tersebut kurang sesuai. Contohnya, pelatih tim tersebut sebelumnya menggunakan pola komunikasi yang linear akan tetapi di tahun berikutnya tim tersebut mengganti pelatih yang menggunakan pola komunikasi sirkular dengan pemain yang sama seperti tahun sebelumnya.
Pola komunikasi linear atau biasa disebut one way mengandung makna pola komunikasi yang berjalan lurus tanpa adanya umpan balik. Sedangkan pola komunikasi sirkular atau yang biasa disebut two way, adalah proses komunikasi yang berjalan secara terus menerus, sehingga ada umpan balik antara komunikator dan komunikan. Para pemain yang sebelumnya terbiasa berkomunikasi dengan pola linear selalu merasa pelatih telah menyiapkan struktur strategi yang sangat detail sehingga para pemain hanya perlu menjalankan strategi tersebut tanpa perlu melakukan improvisasi. Sedangkan ketika berganti menjadi pelatih yang menerapkan pola komunikasi sirkular, para pemain yang sebelumnya tersetir oleh strategi pelatih, mungkin akan merasa kehilangan pengemudinya dalam beberapa situasi kondisi. Dengan adanya hal ini tidak membenarkan bahwa pola komunikasi linear lebih baik dari pola komunikasi sirkular ataupun sebaliknya.
Beberapa contoh kasus diatas hanya menunjukkan bahwa ilmu komunikasi dalam dunia sepak bola mempunyai peran. Dan peran komunikasi dalam dunia sepak bola tidak hanya dari sisi tim yang sedang bertanding, bahkan di sisi suporter ilmu komunikasi juga mempunyai andil. Jika dilihat dari degi suporter, komunikasi dapat menjadi jembatan agar suporter lebih solid dalam menjaga hubungan sesama anggota. Sedangkan dari segi tim sepak bola, komunikasi dapat menjadi sarana untuk mempermudah tim tersebur mencapai tujuannya. Dan masih banyak lagi bentuk terapan ilmu komunikasi dalam dunia sepak bola.
Quoted From Many Source