JurnalPost.com – Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya menggelar Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) untuk siswa kelas X Jurusan Usaha Layanan Wisata SMK 17 Agustus 1945 Surabaya, Kota Surabaya, Jawa Timur.
PKM dari salah satu tim dosen yang dilakukan pada tanggal 4 September 2023 ini terkait peningkatan motivasi belajar bahasa Mandarin, yang dibungkus dengan tema “Pendampingan Pemahaman Karakter Hànzì Menggunakan Analisis Radikal Untuk Siswa Kelas X SMK 17 Agustus 1945 Surabaya”.
Terpilihnya tema dan sasaran lokasi PKM tersebut setidaknya memiliki dua latar belakang, yaitu, pertama fakta di lapangan tentang masih kurangnya tenaga pemandu wisata berbahasa Mandarin di tempat-tempat wisata daerah Jawa Timur. Kedua sebagai usaha nyata dalam meningkatkan seraya mempercepat penguasaan bahasa Mandarin sedini mungkin.
Siswa kelas X Jurusan Usaha Layanan Wisata SMK 17 Agustus 1945 menjadi sasaran yang tepat dengan tujuan yang ingin digapai tadi. Kelas X dipilih karena siswa-siswi tersebut dengan dalam fase baru memulai untuk belajar menguasai hal baru, sehingga jika sedari awal didapati proses belajar yang sudah sangat komprehensif, hasil akhirnya juga akan memuaskan. Kemudian konsentrasi keilmuan dari siswa-siswa tersebut juga sejalan dengan semangat tim PKM Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin untuk dapat membantu pemenuhan tenaga pemandu wisata berbahasa Mandarin di Jawa Timur.
Rencana yang sudah didiskusikan secara matang dari pihak Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin FBS Unesa bersama SMK 17 Agustus 1945 Surabaya dalam PKM ini diharapkan juga dapat membantu pemenuhan ketercapaian beberapa indikator dalam Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia. Antara lain adalah, Pendidikan Berkualitas (quality education), dengan bukti bahwa jelas pada program PKM ini difokuskan untuk percepatan dan penguatan kemampuan penguasaan bahasa Mandarin. Kemudian, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (decent work and economic growth) dan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals), di mana tujuan akhir dari PKM ini adalah dengan motivasi belajar bahasa Mandarin yang tinggi, maka hasil akademik yang akan didapatkan juga akan maksimal. Kemampuan bahasa Mandarin yang optimal tersebut dapat langsung diterapkan sebagai tour guide. Adapun kemudian jika pemenuhan tenaga penerjemah dalam layanan wisata terpenuhi, tidak menutup kemungkinan banyak mitra-mitra yang akan tergerak untuk berinvestasi, yang kemudian membuahkan pertumbuhan ekonomi.
Teknis yang dilakukan tim PKM adalah memberikan motivasi belajar melalui makna filosofis Hànzì. Berawal dari kegelisahan umum tentang fakta bahasa Indonesia dengan bahasa Mandarin memiliki perbedaan yang sangat banyak, salah satunya dari tata cara penulisan. Jika dalam bahasa Indonesia menggunakan huruf alfabet, dalam bahasa Mandarin menggunakan apa yang disebut dengan Hànzì (汉字). Perbedaan yang cukup signifikan ini akan menjadi hambatan dalam proses belajar, apabila tidak segera dicarikan solusi konkritnya.
Hànzì, sebagai huruf yang awalnya diciptakan berdasarkan kombinasi antara penggambaran keadaan nyata dunia dan keluhuran budaya sosial masyarakat Tiongkok, ternyata jika dikaji ulang memiliki makna filosofis yang realis dan mendalam.
Sebagai contoh, kata “聪明” bermakna “pandai”. Aksara karakter tersebut adalah penggabungan bentuk metafora dari telinga, mata, mulut, dan hati, yang kemudian digandengkan dengan matahari dan bulan, dengan makna “terang benderang”. Maka jika digabungkan akan memiliki makna filosofis utuh yaitu panca indera manusia yang terang benderang alias mewakili tafsir bersih atau suci. Dalam aksara karakter tersebut tidak ditemukan bentuk metafora “otak” sebagai salah satu komponen yang sering dipadankan dengan kata “pandai”. Namun “pandai” dalam kata “聪明”, lebih kepada insan yang memiliki hati bersih, atau dengan kata lain memiliki adab sopan santun. Jika menilik quote dari Syaikh Abu Zakaria Yahya yang berbunyi “Ilmu tanpa adab ibarat api tanpa kayu bakar, adapun adab tanpa ilmu itu ibarat ruh tanpa jasad”, maka sejatinya kata “聪明” juga mewakili makna tersebut.
PKM Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin FBS Unesa diselenggarakan menggunakan instrumen penilaian yang nyata agar dapat dilihat dampak yang nyata. Sebelum diberikan treatment materi filosofis dari analisis Hànzì, siswa diberikan pretest, dan diberikan posttest setelah pemaparan materi. Hasilnya yang didapat adanya perbedaan jawaban dari kedua tes tersebut, yaitu hasil postest memberikan jawaban positif di mana sesuai dengan hipotesa awal. Siswa terpukau setelah tersadar adanya makna filosofis dari Hànzì dan lebih termotivasi lagi untuk belajar, khususnya pelajaran bahasa Mandarin.
Program PKM ini juga tidak hanya sebatas kegiatan sekali tanpa ada kontinuitas. Untuk menggapai hasil yang maksimal, tim mengadakan perjanjian kerjasama antara Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Fakultas Bahasa dan Seni Unesa dengan SMK 17 Agustus 1945 Surabaya. “Kerjasama antara SMK dan Universitas saya rasa merupakan koordinasi yang sangat baik karena akan memiliki dampak output yang baik dari SMK dan otomatis memberikan input yang baik untuk Universitas, ataupun kemajuan pendidikan dari sektor lain”, Ungkap Ida Ayu Laksmi Dewi, S.Hub.Int. Kepala Sekolah SMK 17 Agustus 1945. MoU yang ditandatangani oleh kedua belah pihak tersebut akan menjadi bukti awal keseriusan kedua lembaga untuk terus mengawal suksesnya tujuan yang ingin diraih, dengan program-program lanjutan di kemudian hari.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat antara Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin FBS Unesa dan SMK 17 Agustus 1945 Surabaya ini merupakan sebuah bentuk sinergitas institusi pendidikan. Hal ini selaras dengan semangat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Perguruan Tinggi (Kemendikbud Ristek) Nadiem Makarim, bahwa kolaborasi merupakan kunci utama dalam sistem pendidikan Indonesia agar dapat menciptakan talenta yang kompeten. Semakin banyaknya institusi dari berbagai tingkatan dan konsentrasi yang bekerja sama, maka akan semakin didapati kesuksesan yang bisa digapai bersama demi Indonesia tercinta.
oleh Yogi Bagus Adhimas, S.Pd., M.A.
Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
Quoted From Many Source